BUDAYA DAN GENDER
D
I
S
U
S
U
N
Kelompok 6
Nama :Novretman Duha
Yuspintar
J P Zagoto
Yostanrius Tafonao
Nemisia Laia
Sem/Kelas :IV/2
Prodi :Bimbingan
dan Konseling
Matakuliah :BK
Lintas Budaya
Dosen Pengampu :Sesilianus Fau, M.Th,. M.Pd

SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
NIAS SELATAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Budaya Dan Gender” tepat
pada waktu yang telah ditentukan serta terhindar dari berbagai
halangan.Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu matakuliah BK Lintas Budaya
Makalah
ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan judul dari makalah serta informasi dari
media massa yang berhubungan dengan materi.
Tak
lupa kami mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak Sesilianus Fau,M.Th,.M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah BK Lintas Budaya,serta kepada rekan-rekan
mahasiswa yang terkait dalam pembuatan makalah ini kami ucapkan banyak
terimakasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
berharap makalah bisa memberikan manfaat yang baik kepada kita semua.Namun,tak
lepas dari hal tersebut kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari rekan-rekan mahasiswa guna penyempurnaan makalah ini,sehingga dapat memperbaikinya dilain
kesempatan.Terimakasih.
Telukdalam, juni 2016
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..........i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………........ii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………..….......1
A.
Latar Belakang ......................…………….………………………………………........1
B.
Rumusan Masalah ......................………………………………………………….......1
C.
TujuanB
...................………………............……..…………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….…....2
A.
Antara seks dan
gender .................................................................................................3
B. Budaya dan stereotipe gender
........................................................................................3
C. Budaya yang
memepengaruhi gender ...........................................................................4
D. Peran seksual
.................................................................................................................4
BAB III PENUTUP .................................................................................................................5
A. Kesimpulan
......................................................................................................5
B. Saran ...............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Budaya merupakan suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. budaya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari diri manusia sehingg banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku sosial manusia, karena budaya adalah suatu pola menyeluruh dan bersifat
kompleks, abstrak, dan luas.
Budaya merupakan kepercayaan
yang dipercayai secara turun-temurun. salah satunya adalah kepercayaan tentang
adanya perbedaan gender. isu tentang perbedaan gender telah menjadi bahasan
analisis sosial, menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai
perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam perbincangan mengenai
pembangunan dan perubahan social. gender dipersoalkan karena secara sosial telah
melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak, dan fungsi serta ruang
aktivitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. peran gender diajarkan
secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. hal ini dimulai sejak anak
berusia muda, kadang tanpa disadari, orang tua telah memberlakukan anak
perempuan dan laki-laki berbeda.Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini
yakni budaya yang mempengaruhi gender.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana antara seks dan gender?
2. Bagaiaman budaya dan stereotipe gender?
3. Apa saja budaya
yang memepengaruhi gender?
4. Bagaimana peran seksual?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana
antara seks dan gender.
2. Untuk mengetahui bagaiaman
budaya dan stereotipe gender.
3. Untuk mengetahui apa
saja budaya yang memepengaruhi gender.
4. Untuk mengetahui bagaimana
peran seksual.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ANTARA
SEKS DAN GENDER
Seks adalah perbedaan
jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin
berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan
pengertian gender ini, gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secara
sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup
sehari-hari, dibentuk dan dirubah gender
pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab jinsiyyun yang kemudian di
adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi gender. gender adalah
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung
jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat
istiadat (badan pemberdayaan masyarakat, 2003, dalam ramauli,suryanti). gender
adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara
social. gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang
diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan
karena perbedaan biologis
B. BUDAYA DAN STEREOTIP PERAN GENDER
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola
hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Streotip peran gender adalah
kategori-kategori luas yang mencerminkan kesan-kesan dan kepercayaan kita
tentang perempuan dan laki-laki.
Ø Streotip
dapat dimodifikasi sesuai dengan perubahan suatu kebudayaan. Misal; pada suatu
saat yang disebut maskulin adalah laki-laki yang memiliki otot besar dan
berbadan bidang, serta tidak tidak terlalu ramping, namun pada periode lainnya
yang dikatakan maskulin adalah laki-laki yang tubuhnya kuat dan langsing serta
sangat Heroseksual.
Ø Perilaku-perilaku yang secara popular disepakati sebagai pencerminan suatu
stereotip, dapat juga berfluktuasi sesuai dengan keadaan-keadaan sosial
ekonomi. Misalnya kelompok sosial ekonomi kelas bawah mungkin lebih cendrung
kasar dan tangguh
Ø suatu yang
dikatakan sesuai dengan streotip terkadang tidak sesuai, maka label-label itu
sendiri dapat memberi akibat-akibat yang signifikan bagi individu memberikan
label-label yang tidak sesuai dengan jenis kelamin akan menimbulkan
reaksi-reaksi sosial yang signifikan bagi individu dalam status dan
penerimaannya dalam kelompok.
Ø Pada
dasarnya streotip feminisme dan maskulin telah mengakar pada pengakuan sosial
masyarakat, laki-laki diyakini secara luas sebagai dominan, mandiri, agresif,
berorientasi erostasi dan tegar. Semantara itu perempuan diyakini secar luas
memiliki sifat mengasuh, senang berkumpul, kurang memiliki harga diri, dan
lebih memberi pertolongan saat-saat mengalami tekanan.
Namun, suatu
streotip peran gender berbanding terbalik dengan kesetaraan jenis kelamin,
ketika kesetaraan kelamin masyarakat, yang biasanya banyak terjadi di
negara-negara maju karena perilaku anatara kaum laki-laki dan perempuan
memiliki taraf kesamaan, maka streotip laki-laki dan perempuan bersamaan
perbedaan-perbedaan perilaku aktual dapat berkurang.
Ø Perkembangan
streotip peran gender berlangsung sesuai dengan perkembangan kognitif keyakinan akan streotip gender mengikat selama
tahun-tahun pra-sekolah, memuncak pada tahun-tahun awal sekolah dasar. Kemudian
menurun pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, karena semakin tinggi
perolehan kognitif individu semakin maju pola pikirannya, maka streotip peran
gender bukanlah suatu hal yang tetlalu dipentingan.
C.
BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
1. Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan
yang salah tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan akibat yang
berbahaya bagi kesehatan wanita. Dimana, dapat terjadi ekstramarital seks yang
hal ini menimbulkan perilaku seksual yang pada akhirnya berhubungan dengan
transmisi dari penyakit seksual seperti gonorhoe, syphilis, herpes genitalia,
aids, kanker servik, hepatitis b, dan lainnya.
2. Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk
berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan
hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita/pria. Contohnya wanita diharapkan
untuk menyiapkan masakan, membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan
suami. Sedangkan pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa
tua serta melindungi keluarga dari ancaman.
3. Gender dan
kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya adalah hasil
rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan dan merawat
anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”.
4. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah
lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan, hukum dan agama yang dianut
oleh masyarakat tersebut.
5. Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam
suatu masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya,
contohnya : di dalam suatu masyarakat, wanita dari suku tertentu biasanya
bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sedang wanita lain mempunyai pilihan
yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
6. Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang
tua ke anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak
perempuan dan laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.
D.
PERAN SEKSUAL
Peran seksual adalah peran yang terkait dengan kondisi
fisik biologis, fisiologis, laki-laki maupun perempuan. Di negara-negara diman
agama islam lebih dominan, keharusan menjaga kesucian selama seorang perempuan
belum menikah sangat di junjung tinmggi minimal pada tataran ideologi. Lain
halnya dengan kebudayaan barat disana tidak di permasalahkan apakah seorang
laki-laki atau perempuan sudah pernah melakukan hubungan sexual sebelum menikah
bahkan hidup serumah tanpa ikatan pernikahan pun tidak menjadi masalah.
Di indoneia sendiri identitas dan peran sexual sangat
kuat pengaruh agama dan tradisi sangat besar, sehingga menimbulkan mitos dan
takhayul terutama mitos tentang keperkasaan dan kejatanan laki-laki yang halus
dimiliki oleh setiap pria untuk menawan hati perempuan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Seks adalah perbedaan
jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin
berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan
pengertian gender ini, gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secara
sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup
sehari-hari, dibentuk dan dirubah gender
pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab jinsiyyun yang kemudian di
adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi gender
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola
hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Streotip peran gender adalah
kategori-kategori luas yang mencerminkan kesan-kesan dan kepercayaan kita
tentang perempuan dan laki-laki
Peran seksual adalah peran yang terkait dengan kondisi
fisik biologis, fisiologis, laki-laki maupun perempuan
B.
SARAN
Dewasa ini kita
diharapkan mampu menjalankan dan mengimplikasikan peran sesuai dengan
gender yang kita miliki, sehingga tidak
menimbulkan penyimpangan dalam budaya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=PERBEDAAN perangender.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=budaya dan gender.html
Sarwono .W S. Psikologin
lintas budaya. PT. Raja Grafindo persada. Jakarta 2013
Scott. John . Sosiologi
the key concepts. Rajawali pers : jakarta 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar