Selasa, 28 Juni 2016

budaya dan gender



BUDAYA DAN GENDER
D
I
S
U
S
U
N
Kelompok 6
Nama                                     :Novretman Duha
Yuspintar J P Zagoto
  Yostanrius Tafonao
  Nemisia Laia
Sem/Kelas                     :IV/2
Prodi                             :Bimbingan dan Konseling
Matakuliah                   :BK Lintas Budaya
Dosen Pengampu                    :Sesilianus Fau, M.Th,. M.Pd

Description: E:\Logo\Logo STKIP Nisel.jpg
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NIAS SELATAN
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Budaya Dan Gender” tepat pada waktu yang telah ditentukan serta terhindar dari berbagai halangan.Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah BK Lintas Budaya
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan judul dari makalah serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan materi.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak Sesilianus Fau,M.Th,.M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah BK Lintas Budaya,serta kepada rekan-rekan mahasiswa yang terkait dalam pembuatan makalah ini kami ucapkan banyak terimakasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap makalah bisa memberikan manfaat yang baik kepada kita semua.Namun,tak lepas dari hal tersebut kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan mahasiswa guna penyempurnaan makalah ini,sehingga  dapat memperbaikinya dilain kesempatan.Terimakasih.


Telukdalam, juni  2016


Kelompok 6






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..........i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………........ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..….......1
A.    Latar Belakang ......................…………….………………………………………........1
B.     Rumusan Masalah ......................………………………………………………….......1
C.     TujuanB  ...................………………............……..…………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….…....2
A.    Antara seks dan gender  .................................................................................................3
B.     Budaya dan stereotipe gender ........................................................................................3
C.     Budaya yang memepengaruhi gender ...........................................................................4
D.    Peran seksual .................................................................................................................4
BAB III PENUTUP .................................................................................................................5
A.    Kesimpulan ......................................................................................................5
B.     Saran ...............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia sehingg banyak aspek budaya turut menentukan perilaku sosial manusia, karena budaya adalah suatu pola menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Budaya merupakan kepercayaan yang dipercayai secara turun-temurun. salah satunya adalah kepercayaan tentang adanya perbedaan gender. isu tentang perbedaan gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam perbincangan mengenai pembangunan dan perubahan social. gender dipersoalkan karena secara sosial telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak, dan fungsi serta ruang aktivitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. hal ini dimulai sejak anak berusia muda, kadang tanpa disadari, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda.Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni budaya yang mempengaruhi gender.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana antara seks dan gender?
2.      Bagaiaman budaya dan stereotipe gender?
3.      Apa saja budaya yang memepengaruhi gender?
4.      Bagaimana peran seksual?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui bagaimana antara seks dan gender.
2.      Untuk mengetahui bagaiaman budaya dan stereotipe gender.
3.      Untuk mengetahui apa saja budaya yang memepengaruhi gender.
4.      Untuk mengetahui bagaimana peran seksual.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    ANTARA SEKS DAN GENDER
Seks adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini, gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup sehari-hari, dibentuk dan dirubah gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab jinsiyyun yang kemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi gender. gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat istiadat (badan pemberdayaan masyarakat, 2003, dalam ramauli,suryanti). gender adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara social. gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis

B.     BUDAYA DAN STEREOTIP PERAN GENDER
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Streotip peran gender adalah kategori-kategori luas yang mencerminkan kesan-kesan dan kepercayaan kita tentang perempuan dan laki-laki.

Ø  Streotip dapat dimodifikasi sesuai dengan perubahan suatu kebudayaan. Misal; pada suatu saat yang disebut maskulin adalah laki-laki yang memiliki otot besar dan berbadan bidang, serta tidak tidak terlalu ramping, namun pada periode lainnya yang dikatakan maskulin adalah laki-laki yang tubuhnya kuat dan langsing serta sangat Heroseksual.
Ø   Perilaku-perilaku yang secara popular disepakati sebagai pencerminan suatu stereotip, dapat juga berfluktuasi sesuai dengan keadaan-keadaan sosial ekonomi. Misalnya kelompok sosial ekonomi kelas bawah mungkin lebih cendrung kasar dan tangguh
Ø  suatu yang dikatakan sesuai dengan streotip terkadang tidak sesuai, maka label-label itu sendiri dapat memberi akibat-akibat yang signifikan bagi individu memberikan label-label yang tidak sesuai dengan jenis kelamin akan menimbulkan reaksi-reaksi sosial yang signifikan bagi individu dalam status dan penerimaannya dalam kelompok.
Ø  Pada dasarnya streotip feminisme dan maskulin telah mengakar pada pengakuan sosial masyarakat, laki-laki diyakini secara luas sebagai dominan, mandiri, agresif, berorientasi erostasi dan tegar. Semantara itu perempuan diyakini secar luas memiliki sifat mengasuh, senang berkumpul, kurang memiliki harga diri, dan lebih memberi pertolongan saat-saat mengalami tekanan.
Namun, suatu streotip peran gender berbanding terbalik dengan kesetaraan jenis kelamin, ketika kesetaraan kelamin masyarakat, yang biasanya banyak terjadi di negara-negara maju karena perilaku anatara kaum laki-laki dan perempuan memiliki taraf kesamaan, maka streotip laki-laki dan perempuan bersamaan perbedaan-perbedaan perilaku aktual dapat berkurang.
Ø  Perkembangan streotip peran gender berlangsung sesuai dengan perkembangan kognitif  keyakinan akan streotip gender mengikat selama tahun-tahun pra-sekolah, memuncak pada tahun-tahun awal sekolah dasar. Kemudian menurun pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, karena semakin tinggi perolehan kognitif individu semakin maju pola pikirannya, maka streotip peran gender bukanlah suatu hal yang tetlalu dipentingan.
C.    BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
1.      Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan yang salah tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita. Dimana, dapat terjadi ekstramarital seks yang hal ini menimbulkan perilaku seksual yang pada akhirnya berhubungan dengan transmisi dari penyakit seksual seperti gonorhoe, syphilis, herpes genitalia, aids, kanker servik, hepatitis b, dan lainnya.
2.      Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita/pria. Contohnya wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan, membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta melindungi keluarga dari ancaman.
3.       Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan dan merawat anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”.
4.      Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan, hukum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5.      Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya : di dalam suatu masyarakat, wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sedang wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
6.      Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.

D.    PERAN SEKSUAL
Peran seksual adalah peran yang terkait dengan kondisi fisik biologis, fisiologis, laki-laki maupun perempuan. Di negara-negara diman agama islam lebih dominan, keharusan menjaga kesucian selama seorang perempuan belum menikah sangat di junjung tinmggi minimal pada tataran ideologi. Lain halnya dengan kebudayaan barat disana tidak di permasalahkan apakah seorang laki-laki atau perempuan sudah pernah melakukan hubungan sexual sebelum menikah bahkan hidup serumah tanpa ikatan pernikahan pun tidak menjadi masalah.
Di indoneia sendiri identitas dan peran sexual sangat kuat pengaruh agama dan tradisi sangat besar, sehingga menimbulkan mitos dan takhayul terutama mitos tentang keperkasaan dan kejatanan laki-laki yang halus dimiliki oleh setiap pria untuk menawan hati perempuan.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Seks adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini, gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup sehari-hari, dibentuk dan dirubah gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab jinsiyyun yang kemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi gender
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Streotip peran gender adalah kategori-kategori luas yang mencerminkan kesan-kesan dan kepercayaan kita tentang perempuan dan laki-laki
Peran seksual adalah peran yang terkait dengan kondisi fisik biologis, fisiologis, laki-laki maupun perempuan
B.     SARAN
Dewasa ini kita diharapkan mampu menjalankan dan mengimplikasikan peran sesuai dengan gender  yang kita miliki, sehingga tidak menimbulkan penyimpangan dalam budaya.











DAFTAR PUSTAKA

Sarwono .W S. Psikologin lintas budaya. PT. Raja Grafindo persada. Jakarta 2013
Scott. John . Sosiologi the key concepts. Rajawali pers : jakarta 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar